Jumat, 14 Agustus 2009

kadang,aku lelah dalam keseharian....
bertumpuknya segala hal yang menyesakkan fikiran....
aku ingin beranjak,menuju kekosongan....

pernahkah kita sadari,bahwa kita esok hari akan manjadi tua,keriput dan sendiri,ditinggalkan anak-anak kita,karena anak-anak kita akan memiliki dunianya sendiri bersama orang-orang baru tercintanya.....

Kamis, 13 Agustus 2009

kembang telon

Saya pernah mengira,dulu,ketika kakek atau orang-orang tua membersihkan wesi aji ( keris,tombak, atau barang-barang lainnya yang menurut mereka keramat dan memiliki kekuatan ),saya mengira mereka itu menyembah dan mangagungkan benda-benda tersebut,apalagi dengan disediakannya sesaji semacam dupa,kemenyan,air,dan bunga-bunga. Dan yang kerap kali saya lihat adalah disajikannya kembang telon ( bunga tiga warna ),yaitu bunga mawar,bunga gading ( kantil ),dan bunga kenanga ( kenongo ). Saya dulu meyakini bunga-bunga itu untuk memberi makan kekuatan yang ada di dalam benda tersebut. Setelah sekian lama saya menelaah, belajar kejawen dan mencari kebenaran, kemudian saya mendapatkan sesuatu yang sangat bagus nilai dan maknanya dari situ. Adalah arti daripada kembang telon itu sendiri. Mawar,adalah dari kata “sabar”,yang memiliki arti agar kita selalu bisa dan mampu mengendalikan diri dengan kesabaran walaupun azimat dan “aku” yang kita miliki itu ampuh. Gading ( kantil ),adalah bermakna “eling”,ingat akan sesama disekeliling kita,ingat akan keberadaan kita dan ingat akan apa yang kita percayai dan siapa yang telah menciptakan kita. Ingat kepada orang tua dan orang-orang tercinta kita. Dan yang paling penting adalah ingat akan siapa kita. Kenanga ( kenongo ), adalah bermakna “tumengo”,dalam arti kita harus bisa menengok ke kanan dan ke kiri, saling tolong menolong dengan sesama dan selalu bisa memaafkan.
Saya kemudian mulai faham, bahwasannya sesakti-saktinya kita, kita tidak akan ada apa-apanya di hadapan-Nya dan tidak akan ada apa-apanya tanpa ada keberadaan orang lain disekeliling kita. Dan jiwa yang luhur dan pemaaf, adalah kesejatian itu sendiri.

Rabu, 12 Agustus 2009


ingin aku tenggelam ke dalamnya
sebuah danau ma'rifat yang dipenuhi kebenaran abadi
yang tanpa ada permulaan dan tanpa ada akhir
kekosongan yang hampa
tanpa nama....
pernahkah kamu sadari sebenarnya,bahwasannya hakikat dari puasa itu adalah ketika kita berpuasa dan berada ditengah-tengah orang-orang yang tidak berpuasa...

Selasa, 11 Agustus 2009

akulah yang manjadi gila
dalam bentukku yang tak menawan
manusia dalam sebentuk dosa
mendendangkan lagu-lagu yang tak lagi berirama

dan,
air mataku adalah tutur kata hatiku dalam bahasa cinta yang paling manis....
pernahkah kamu menangis ketika kamu tiba-tiba teringat akan Ibumu?

telah kuhitung banyak hari-hari
diatas tanah yang gemetar dengan jemari letih
matahari,bulan,bintang dan daun-daun kamboja beriring
menyusupkan sunyi kedalam ruang renunganku
ketika senja merambat di ujung rambut dengan warna putihnya, lalu
benarkah aku kan sadari akan keberadaan diriku yang sebenarnya?

lalu, toh
aku akan hanya tinggal sebentuk nisan bisu berlumut, yang
tak akan pernah bisa bicara lagi dengan lantang

benarkah "aku",tatkala
harus mendengungkan keterjagaan ini sementara
waktu hanya sebentuk penawaran

aku mencari....
aku mencari....

Jombang,11-08-09
Agung Sumboro
Manusia adalah ciptaan Tuhan yang terbaik, tersempurna, teristimewa, dan terunik. Namun, kadang-kadang kita tidak sadar akan nilai diri kita. Sering kali kita salah berpikir seperti “Saya adalah seperti yang orang lain katakan tentang saya” atau “Saya akan menemukan nilai diri saya dalam pendapat mereka tentang saya”. Citra diri atau gambar diri yang tidak benar akan membuat kita tidak menjadi manusia yang utuh serta menghambat hubungan kita dengan sesama. Padahal sebagai makhluk sosial, kita harus berinteraksi dengan makhluk hidup yang lain.

Kamis, 06 Agustus 2009

lama aku tidak posting...ada yang kurang. ah...seandainya hidup adalah benar hidup....
adalah ketika kita harus berdiam diri,untuk mampu mencoba menemukan diri. ada dimana,dengan siapa dan bagaimana diri ini menjadi diri. mampukah kita,ketika berdoa ataupun bersemadi akan mampu menjadikan diri ini sebuah "diri"? apakah benar kita akan menjadi "diri" di sisi diri yang lain....
sebuah pernikahan,jadikanlah dirimu manjadi diri sendiri di sisi diri yang lain...